Wahai ikhwan yang melukis rindu atas kedamaian
surga,
Atas nama Rabb ku, aku ingin mencintaimu
karena-Nya,
Mengukir nama indahmu di bawah langit cinta-
Nya,
Menulis hikmah dari pertemuan aku dan dirimu
di atas sajadah cinta.
Andai harus ku jabarkan bait hati yang
tersembunyi seperti akhwat lainnya,
Sungguh, tak cukup waktu yang Tuhan titipkan
untuk semua cerita,
Hingga aku termasuk akhwat yang merugi
karenanya.
Atas nama titah Tuhan ku, cukup ku cintaimu
dengan sederhana,
Sepanjang hidup, aku ingin akidah kasih yang
ada ini di ridhoi-Nya,
Tak perlu bagi ku kau sampaikan gemuruh rindu
itu dalam nyata,
Cukuplah kau jaga hijab ku tanpa kata cinta
sebelum ikrar yang direstui-Nya.
Jika hati ini harus marah karena diam mu
untukku,
Sungguh, jangan kau dekati hati yang tak
pernah menghargaimu ini,
Jika lisan ini di penuhi cela karena bisu yang
istiqamah dari mu untukku,
Demi Allah, aku merugi atas kidung cinta Tuhan
yang tak pernah ku kenali.
Terasing diri ini, jika nafsu itu menyelimuti,
Bersimpuh dalam renungan pada hubungan yang
salah ini,
Meruginya raga jika harus kau buktikan cinta mu
dengan pernyataan cinta atas hati.
Karena cukuplah dalam diammu, bukti mahabbah
rindu untukku.
Namun, bila suatu hari kau datang dengan
kalimah cinta,
Saat sebelum kau mengkhitbah ku ya, ikhwan,
Aku takut kau salah memaknai cinta karena-
Nya,
Cara kita yang salah menempatkan cinta,
Hingga terjatuh pada lubang duniawi yang
menyesatkan.
Sungguh, karena cinta ini aku malu pada Tuhan
ku,
Tamparan cinta itu akan menjatuhkan harga
diriku di sisi-Nya,
Seketika itu pula diri ini seakan tak berharga,
Karena kungkungan nafsu yang ku persembahkan
pada mu,
Berlumur noda atas cinta yang bukan hak ku
dan dirimu.
Wahai ikhwan yang menyentuh hati ku,
Aku tak mengenali cinta dalam lisan,
Karena bukan itu yang namanya cinta karena-
Nya.
Jika kau mencintai ku, cintai aku dalam diam
mu,
Jaga hijab cinta antara kau dan aku,
Dan jika saatnya tiba, ketika Allah takdirkan
aku untukmu,
Cinta sejati tak akan pergi,
Semoga inilah cinta karena-Nya bersama ridho-
Nya.
Wahai hati yang disirami cahaya Rahman,
Menuju Firdaus-Nya adalah impian dalam
Mihrab cinta dari ku,
Satu-satunya taman terindah yang menguasai
sukma di tiap nafas yang berlalu,
Hingga angan ingin ku melesat lebih jauh pada
mahabbah-Nya bersama hadir mu.
Pasung hati ku, ya Rabbana,
Bunuh kata-kata cinta yang menjauhkan aku
dari-Mu.
Ya, Muhaimin…
Jangan biarkan aku jatuh cinta pada selain-Mu,
Bila tak ada cinta dari kekasih-Mu yang
merindukan Firdaus-Mu
Cukuplah hidupku mengalir dalam mihrab cinta
ku pada-Mu.
Ya Al-Malik,
Hati ini tiada yang lain kecuali nama indah-Mu,
Sungguh, bilapun akan ada cinta lain di hidup
ku,
Jaga hijab cinta ku sebagai mutiara yang terjaga
di Altar cinta-Mu,
Sebelum kau pertemukan aku dan kekasih-Mu di
istikharah cintaku.
Wahai Cahaya yang mengalirkan cinta,
Izinkan hatiku hanya berlabuh di atas lautan
ridho-Mu,
Izinkan hatiku hanya merindu kekasih-Mu,
Izinkan hatiku merindu lebih dalam pada
mujahid- mujahidah cinta-Mu,
Izinkan mihrab cinta ini ya, Rabbana....
surga,
Atas nama Rabb ku, aku ingin mencintaimu
karena-Nya,
Mengukir nama indahmu di bawah langit cinta-
Nya,
Menulis hikmah dari pertemuan aku dan dirimu
di atas sajadah cinta.
Andai harus ku jabarkan bait hati yang
tersembunyi seperti akhwat lainnya,
Sungguh, tak cukup waktu yang Tuhan titipkan
untuk semua cerita,
Hingga aku termasuk akhwat yang merugi
karenanya.
Atas nama titah Tuhan ku, cukup ku cintaimu
dengan sederhana,
Sepanjang hidup, aku ingin akidah kasih yang
ada ini di ridhoi-Nya,
Tak perlu bagi ku kau sampaikan gemuruh rindu
itu dalam nyata,
Cukuplah kau jaga hijab ku tanpa kata cinta
sebelum ikrar yang direstui-Nya.
Jika hati ini harus marah karena diam mu
untukku,
Sungguh, jangan kau dekati hati yang tak
pernah menghargaimu ini,
Jika lisan ini di penuhi cela karena bisu yang
istiqamah dari mu untukku,
Demi Allah, aku merugi atas kidung cinta Tuhan
yang tak pernah ku kenali.
Terasing diri ini, jika nafsu itu menyelimuti,
Bersimpuh dalam renungan pada hubungan yang
salah ini,
Meruginya raga jika harus kau buktikan cinta mu
dengan pernyataan cinta atas hati.
Karena cukuplah dalam diammu, bukti mahabbah
rindu untukku.
Namun, bila suatu hari kau datang dengan
kalimah cinta,
Saat sebelum kau mengkhitbah ku ya, ikhwan,
Aku takut kau salah memaknai cinta karena-
Nya,
Cara kita yang salah menempatkan cinta,
Hingga terjatuh pada lubang duniawi yang
menyesatkan.
Sungguh, karena cinta ini aku malu pada Tuhan
ku,
Tamparan cinta itu akan menjatuhkan harga
diriku di sisi-Nya,
Seketika itu pula diri ini seakan tak berharga,
Karena kungkungan nafsu yang ku persembahkan
pada mu,
Berlumur noda atas cinta yang bukan hak ku
dan dirimu.
Wahai ikhwan yang menyentuh hati ku,
Aku tak mengenali cinta dalam lisan,
Karena bukan itu yang namanya cinta karena-
Nya.
Jika kau mencintai ku, cintai aku dalam diam
mu,
Jaga hijab cinta antara kau dan aku,
Dan jika saatnya tiba, ketika Allah takdirkan
aku untukmu,
Cinta sejati tak akan pergi,
Semoga inilah cinta karena-Nya bersama ridho-
Nya.
Wahai hati yang disirami cahaya Rahman,
Menuju Firdaus-Nya adalah impian dalam
Mihrab cinta dari ku,
Satu-satunya taman terindah yang menguasai
sukma di tiap nafas yang berlalu,
Hingga angan ingin ku melesat lebih jauh pada
mahabbah-Nya bersama hadir mu.
Pasung hati ku, ya Rabbana,
Bunuh kata-kata cinta yang menjauhkan aku
dari-Mu.
Ya, Muhaimin…
Jangan biarkan aku jatuh cinta pada selain-Mu,
Bila tak ada cinta dari kekasih-Mu yang
merindukan Firdaus-Mu
Cukuplah hidupku mengalir dalam mihrab cinta
ku pada-Mu.
Ya Al-Malik,
Hati ini tiada yang lain kecuali nama indah-Mu,
Sungguh, bilapun akan ada cinta lain di hidup
ku,
Jaga hijab cinta ku sebagai mutiara yang terjaga
di Altar cinta-Mu,
Sebelum kau pertemukan aku dan kekasih-Mu di
istikharah cintaku.
Wahai Cahaya yang mengalirkan cinta,
Izinkan hatiku hanya berlabuh di atas lautan
ridho-Mu,
Izinkan hatiku hanya merindu kekasih-Mu,
Izinkan hatiku merindu lebih dalam pada
mujahid- mujahidah cinta-Mu,
Izinkan mihrab cinta ini ya, Rabbana....